Model Skrining Preeklamsia Berbasis Komunitas

Dr. Johariyah., M. Keb (2021) Model Skrining Preeklamsia Berbasis Komunitas. 1.

[thumbnail of HAKI MODEL SKRINING PREEKLAMSIA-dikonversi.pdf] Text
HAKI MODEL SKRINING PREEKLAMSIA-dikonversi.pdf

Download (419kB)

Abstract

World Health Organization (WHO) memperkirakan 16% kematian ibu terjadi akibat gangguan hipertensi pada kehamilan, dimana eklampsia menjadi penyebab terbanyak 1. Angka kematian ibu karena komplikasi eklamsia empat belas tahun terakhir adalah 19,6% - 46% dan sedangkan kematian janin sekitar 65% (Milne, F. Redman C, Walker, JM, 2005; Thangaratinam, Allotey and Marlin, 2017)
Kematian ibu di Indonesia pada tahun 2012, 32,5% disebabkan oleh hipertensi, preeklamsia dan eklamsia, sedangkan tahun 2015 sebesar 24,22 % dan pada tahun 2016 sebanyak 26%(Kemenkes RI 2017). Kematian ibu di Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak 26,34% disebabkan hipertensi. Saat ini propinsi Jawa Tengah termasuk propinsi dengan kematian ibu tertinggi kedua setelah Jawa Barat. Salah satu penyebab tingginya kematian akibat hipertensi adalah rendahnya pemahaman yang membahayakan kesehatan ibu dan janin (Ouasmani, Engeltjes, Rahou, et al., 2018).
Skrining dan deteksi dini preeklamsia pada saat ANC serta pemantauan yang adekuat, dapat mengurangi kemungkinan memburuknya kondisi ibu dengan preeklamsia, bahkan dapat mengurangi kemungkinan preeklamsia berulang. Konseling kehamilan, ketepatan kunjungan awal, dan kualitas asuhan kepada ibu hamil dengan risiko preeklamsia adalah kunci dalam penatalaksanaan asuhan yang tepat 7.
Pelibatan kader dalam pemantauan ibu hamil risiko tinggi merupakan hal yang perlu dilakukan karena kader berada lebih dekat dan lebih sering berinteraksi dengan pasien dibanding petugas kesehatan (Nugroho & Nurdiana, 2008; Wijhati, Suryantoro & Rokhanawati, 2017). Pelibatan kader dalam pemantauan kehamilan yaitu: melakukan komunikasi, memberikan informasi, dan motivasi tatap muka (kunjungan) pada pasien dan melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan (Yulifah R, 2009; Febriyanti, 2017).
Model ini menyediakan kerangka dimana wanita akan mendapatkan perawatan khusus pada waktu yang tepat untuk mendapatkan outcome ibu dan bayi yang baik. Mode ini berlaku untuk bidan dan praktisi kesehatan di komunitas dan dapat diaplikasikan sejak pertama kontak sampai dengan persalinan. Bidan sebagai garda terdepan yang memberikan pelayanan ANC dapat melakukan skrining dengan baik. Selama ini bidan melakukan pelayanan antenatal dengan menerapkan standar pelayanan ANC yang terdiri dari: ukur BB dan TB, Ukur TD, ukur TFU, pemberian tablet Fe, pemeriksaan HB, imunisasi TT, pemeriksaan protein urin, pemeriksaan VDRL, pemeriksaan urin reduksi, perawatan payudara, senam hamil, pemberian obat malaria, pemberian kapsul yodium dan temu wicara.

Item Type: Patent
Subjects: L Education > L Education (General)
R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan > S1 Kebidanan
Depositing User: Pustakawan UNAIC
Date Deposited: 24 Jan 2022 03:26
Last Modified: 26 Jul 2022 02:21
URI: http://repository.universitasalirsyad.ac.id/id/eprint/4

Actions (login required)

View Item
View Item