PROFIL KADAR C-Reactive Protein (CRP), Rheumatoid Factor (RF) DAN LIMFOSIT SEBAGAI INDIKATOR RESPON IMUNITAS PADA LANSIA DI RW 03 KELURAHAN DONAN CILACAP

C-Reactive Protein (CRP) merupakan protein fase akut yang terdapat dalam serum normal dalam jumlah yang sangat sedikit. Kadar CRP dapat meningkat sampai 100 kali dalam kondisi tertentu, misalnya reaksi inflamasi kerusakan jaringan akibat penyakit infeksi maupun non infeksi. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kadar CRP termasuk usia, jenis kelamin dan status merokok. Bertambahnya usia memungkinkan munculnya beberapa kelompok penyakit rematik. Salah satu golongan rematik yang sering menyertai lansia adalah Rheumatoid Arthritis (RA). Lansia adalah usia yang memiliki peluang lebih besar untuk mengalami autoimun. Penderita RA pada lansia di seluruh dunia telah mencapai 355 juta orang, artinya 1 dari 6 lansia di dunia menderita rematik. Respon imun manusia yang diakibatkan bergantung pada limfosit, dimana inflamasi yang sistemik secara signifikan menekan imunitas seluler. Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Tengah (2019) menunjukkan bahwa jumlah lansia di Kabupaten Cilacap 174.143 jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah limfosit sebagai indikator respon imunitas pada lansia terhadap kadar CRP, RF. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian terhadap 30 sampel pada warga RW 03 Kelurahan Donan Cilacap diperoleh hasil pemeriksaan kadar CRP dan RF secara kualitatif menunjukan hasil normal (100%), dan hasil jumlah limfosit diperoleh sejumlah 12 sampel menunjukkan hasil rendah. Hal tersebut dapat disebabkan karena faktor pola hidup, faktor genetik atau kegiatan sehari hari yang dapat menyebabkan rendahnya jumlah limfosit.

Kata kunci : C-Reactive Protein (CRP), Rheumatoid Arthritis (RA), Limfosit, Lansia, Respon Imunitas