ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH) POST OPERASI TRANSURETHRAL RESECTION OF THE PROSTATE (TURP) HARI KE- 0 DENGAN NYERI DAN TINDAKAN RELAKSASI NAFAS DALAM DI RUANG AL- KAUTSAR RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH CILACAP

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Ruang Al-Kautsar Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap, pasien umumnya mengatakan merasa nyeri terhadap kondisi yang dialami. Hasil studi pendahuluan didapatkan penurunan nyeri sesudah intervensi dengan skala nyeri ringan 23,3% dan nyeri mengganggu 76,7% (Priasto, 2017). Tujuan : Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah untuk memahami efektifitas terapi relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat nyeri klien dengan nyeri sedang. Metode : Pengambilan sampel dalam KIAN ini adalah purposive sampling yaitu sampel dipilih sesuai kriteria yang diinginkan peneliti dengan jumlah sampel sebanyak 1 klien nyeri sedang. Hasil : KIAN ini menunjukkan bahwa tindakan relaksasi nafas dalam terbukti efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Kesimpulan : Intervensi innovasi relaksasi nafas dalam, dapat dibuktikan efektif dalam menurunkan skala nyeri klien, pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) yang mengalami nyeri setelah dilakukan intervensi. Saran : disarankan kepada : Institusi Rumah Sakit, Institusi Pendidikan, Perawat pelaksana dan Perawat peneliti agar menggunakan terapi relaksasi nafas dalam ini sebagai alternative terapi inovasi dalam mengelola tingkat nyeri pasien.
Kata kunci : Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), Nyeri, Nafas Dalam.