HUBUNGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DENGAN PENEMUAN GAMBARAN SEL BUR PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUMAH SAKIT EMANUEL BANJARNEGARA

Gagal ginjal kronik merupakan kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara progresif dan permanen. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin sering digunakan sebagai parameter fungsi ginjal, sedangkan perubahan morfologi eritrosit, seperti sel Burr, dapat menjadi indikator tambahan terhadap gangguan metabolik yang menyertai gagal ginjal. Namun, hubungan antara kadar ureum dan kreatinin dengan keberadaan sel Burr belum banyak diteliti. Untuk itu mengetahui hubungan antara kadar ureum dan kreatinin dengan penemuan gambaran sel Burr pada pasien gagal ginjal kronik menjadi sangat penting .
Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel berjumlah 51 pasien gagal ginjal kronik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data kadar ureum dan kreatinin diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium, sedangkan identifikasi sel Burr dilakukan melalui apusan darah tepi. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson dan regresi linier berganda.Sebanyak 74,5% pasien menunjukkan gambaran sel Burr. Rerata kadar ureum dan kreatinin masing-masing adalah 137,7 mg/dL dan 11,2 mg/dL. Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan yang sangat lemah dan tidak signifikan antara kadar ureum dan kreatinin dengan keberadaan sel Burr (p > 0,05). Uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa kadar ureum dan kreatinin hanya menjelaskan 2,7% variasi terhadap temuan sel Burr. Ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kadar ureum dan kreatinin dengan penemuan gambaran sel Burr pada pasien gagal ginjal kronik diperlukan penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan variabel lain yang dapat memengaruhi morfologi eritrosit.
Kata Kunci : gagal ginjal kronik, ureum, kreatinin, sel Burr,